refubliknews.com,- Bandung || Dualisme kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat berujung pada pembekuan Kepengurusan PWI Jawa Barat. Sebelumnya, PWI Jawa Barat telah menyatakan dukungannya terhadap kepengurusan PWI Pusat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) pimpinan Zulmansyah Sakedang dalam rapat pleno, pada September 2024 lalu.
Dualisme kepengurusan di tingkat pusat tersebut menyebabkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan HUT ke-79 PWI diselenggarakan di dua kota berbeda, yakni Pekanbaru Riau dan Banjarmasin Kalimantan Selatan. Situasi inilah yang mendorong PWI Jawa Barat untuk mendesak diadakannya Kongres Percepatan guna menyelesaikan dualisme kepemimpinan tersebut.
Kepengurusan PWI Jawa Barat pro Kongres Luar Biasa (KLB) yang dinahkodai Hilman Hidayat dibekukan oleh Kepengurusan PWI Pusat pimpinan Hendri Ch Bangun, pada Jumat 21 Maret 2025.
Menurut Hendri, keputusan pembekuan tersebut diambil setelah PWI Jawa Barat tidak mengindahkan surat peringatan keras yang sebelumnya sudah diberikan. “Pembekuan Kepengurusan PWI Jabar merupakan bagian dari upaya menjaga ketertiban organisasi,” kata Hendri Ch Bangun, pada Sabtu 22 Maret 2025.
“Setiap anggota dan pengurus di semua tingkatan memiliki kewajiban untuk menaati aturan yang telah ditetapkan. Keputusan ini diambil berdasarkan Peraturan Dasar PWI Pasal 8 huruf a, yang mengharuskan kepatuhan terhadap peraturan dan keputusan organisasi,” imbuhnya.
Hendri menjelaskan, sebagai tindaklanjut pembekuan, PWI Pusat telah menunjuk Danang Donoroso sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Jawa Barat dengan mandat selama enam bulan. “Plt ini bertugas mempersiapkan Konferensi Luar Biasa untuk memilih Ketua dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Jawa Barat yang baru dalam waktu maksimal enam bulan,” jelasnya.
Menanggapi penunjukan Plt tersebut, Danang Donoroso mengaku awalnya menolak. Namun, pada akhirnya menerima tugas tersebut demi kepentingan organisasi. “Beberapa kali saya diminta, saya menolak. Tetapi kalau memang ini panggilan organisasi, saya siap mengemban tugas ini,” ungkap Danang, yang juga CEO Harian Pelita Baru ini.
Sementara itu, Ketua PWI Jawa Barat pro KLB, Hilman Hidayat menyampaikan bahwa terkait pembekuan kepengurusan PWI Jawa Barat, pihaknya tidak berurusan dengan yang mengatasnamakan PWI pimpinan Hendri Ch Bangun. Karena ketua umum kami adalah Zulmansyah Sakedang hasil KLB.
“Jadi, pembekuan itu salah alamat. Saudara Hendri bukan ketua umum kami lagi, dia sudah di pecat. Kemudian keputusan PWI Jawa Barat bergabung dengan PWI hasil KLB, bukan keputusan ketua PWI sendiri, melainkan keputusan rapat pleno pengurus PWI Jawa Barat, Dewan Kehormatan (DK), dan para ketua PWI kabupaten dan kota se-Jawa Barat,” ujar Hilman Hidayat.
Ia menegaskan, bahwa dewan pembina dan penasehat memilih bergabung dengan PWI hasil KLB. Sehingga, pembekuan yang dilakukan oleh Hendri Ch Bangun tersebut salah sasaran dan tidak mendasar, penuh kebencian juga ingin merusak organisasi PWI Jawa Barat.
“Saat ini, PWI Jawa Barat secara keseluruhan tetap solid dan tidak terpengaruh dengan surat abal-abal tersebut,” tegas Direktur Ayo Media Network tersebut.
RN/Raffa Christ Manalu/red