Kades Desa Pelita kecamatan Sorkam, Lari Tunggang langgang didatangi awak media.

refubliknews.com,
Tapteng
Kepala Desa Pelita (Pangambatan), Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut) didatangi Awak Media, pada Selasa 2 April 2024.

Kedatangan AwakKades Desa Pelita kecaman Sorkam, Lari Tunggang langgang didatangi awak media.

refubliknews.Com.
Tapteng
Kepala Desa Pelita (Pangambatan), Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut) didatangi Awak Media, pada Selasa 2 April 2024.

Kedatangan Awak Media ke Desa Pelita mengkofirmasi tertulis terkait penggunaan anggaran BLT dana desa (DD) tahub 2020-2023 yang diduga pelaksanaannya tidak transparan.

Berdasarkan informasi yang diterima Awak media dari warga bawasan diduga anggaran BLT dana desa tersebut di tilep oleh sang Kades.

Salah satu warga masyarakat Desa Pelita yang tidak bersedia disebutkan namanya, kepada awak media mengatakan, bahwa bukti penerima BLT mulai tahun 2020 hingga 2023 tidak transparan, dan menurut data yang kami temukan dilapangan banyak nama-nama yang tercantum atau terdaftar sesuai Peraturan Desa tentang penerima BLT dana desa, sama sekali tidak pernah menerima BLT tersebut.

“Bantuan honor bagi tenaga pengajar PAUD, belanja perlengkapan perpustakaan tidak terlaksana, alias fiktif. Honor tenaga pengajar Sekolah Minggu tidak sepenuhnya diberikan. Pengadaan seragam PAUD tidak terlaksana, alias fiktif. Pemberian hadiah bagi siswa berprestasi mulai dari juara 1 hingga juara 3 tidak terlaksana, alias fiktif,” kata Warga Desa Pelita diujung 

Ironis seorang kades seorang Panutan didesa ketika didatangi Awak media lari tunggang langgang menutup pintu,sambil meminta istrinya masuk juga kedalam rumah,kedatangan awak media hannya mengantarkan surat komfirmasi secara tertulis.

Setelah diterangkan tujuan kedatang awak media baru sikades menerima surat komfirmasi tertulis dan tidak mau menandatangani tanda terima surat yang dia terima.

Sikap dan perilaku yang di pertontonkan Kades Pelita, Daud Jusup Aritonang sudah tidak bisa ditolerir. Seorang Kades sepatutnya menjadi contoh bagi warganya seharusnya siap menjadi pengayom ditengah masyarakat yang dipimpinnya.

Sementara itu, Masron Manalu, selaku Kabiro Portal Media Refubliknews.com, wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, yang juga masyarakat desa itu,mengatakan dirinya bersama masyarakat akan mengawal terus masalah ini hingga tuntas.

Dia berjanji akan terus mengikuti setiap perkembangan dari masalah tersebut, sebab dia juga salah satu penggagas agar permasalahan ini diangkat serta di publikasikan melalui media nasional maupun media daerah.

Sikap dan perilaku dari Kades Pelita sudah tidak bisa ditolerir. Kita akan terus mempublikasikan setiap perkembangan dari masalah yang dihadapi warga Desa Pelita yang merasa dirugikan oleh Kades dengan mengebiri hak-hak dari warga,” ujarnya.
Sefri F.Siahaan/Team. Media ke Desa Pelita mengkofirmasi tertulis terkait penggunaan anggaran BLT dana desa (DD) tahub 2020-2023 yang diduga pelaksanaannya tidak transparan.

Berdasarkan informasi yang diterima Awak media dari warga bawasan diduga anggaran BLT dana desa tersebut di tilep oleh sang Kades.

Salah satu warga masyarakat Desa Pelita yang tidak bersedia disebutkan namanya, kepada awak media mengatakan, bahwa bukti penerima BLT mulai tahun 2020 hingga 2023 tidak transparan, dan menurut data yang kami temukan dilapangan banyak nama-nama yang tercantum atau terdaftar sesuai Peraturan Desa tentang penerima BLT dana desa, sama sekali tidak pernah menerima BLT tersebut.

“Bantuan honor bagi tenaga pengajar PAUD, belanja perlengkapan perpustakaan tidak terlaksana, alias fiktif. Honor tenaga pengajar Sekolah Minggu tidak sepenuhnya diberikan. Pengadaan seragam PAUD tidak terlaksana, alias fiktif. Pemberian hadiah bagi siswa berprestasi mulai dari juara 1 hingga juara 3 tidak terlaksana, alias fiktif,” kata Warga Desa Pelita diujung 

Ironis seorang kades seorang Panutan didesa ketika didatangi Awak media lari tunggang langgang menutup pintu,sambil meminta istrinya masuk juga kedalam rumah,kedatangan awak media hannya mengantarkan surat komfirmasi secara tertulis.

Setelah diterangkan tujuan kedatang awak media baru sikades menerima surat komfirmasi tertulis dan tidak mau menandatangani tanda terima surat yang dia terima.

Sikap dan perilaku yang di pertontonkan Kades Pelita, Daud Jusup Aritonang sudah tidak bisa ditolerir. Seorang Kades sepatutnya menjadi contoh bagi warganya seharusnya siap menjadi pengayom ditengah masyarakat yang dipimpinnya.

Sementara itu, Masron Manalu, selaku Kabiro Portal Media Refubliknews.com, wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, yang juga masyarakat desa itu,mengatakan dirinya bersama masyarakat akan mengawal terus masalah ini hingga tuntas.

Dia berjanji akan terus mengikuti setiap perkembangan dari masalah tersebut, sebab dia juga salah satu penggagas agar permasalahan ini diangkat serta di publikasikan melalui media nasional maupun media daerah.

Sikap dan perilaku dari Kades Pelita sudah tidak bisa ditolerir. Kita akan terus mempublikasikan setiap perkembangan dari masalah yang dihadapi warga Desa Pelita yang merasa dirugikan oleh Kades dengan mengebiri hak-hak dari warga,” ujarnya.

RN/Sefri F.Siahaan/Team./red

Pos terkait