Bak sampah dan Plang, Memicu Keributan warga di Jalan Ancol Selatan, RT.11/RW.6 Ekpedisi Wahana Jakarta Utara

refubliknews.com,
Jakarta |Salah satu warga yang berdomisili di jalan Ancol Selatan RT.11/ RW.6. Ekspedisi Wahana Jakarta Utara membangun Bak Sampah atau Tempat Penitipan Sampah (TPS) sembarangan dengan permanen.

Bak sampah (TPS) yang dibangun di atas fasilitas Umum (fasum) itu juga mengganggu keluar masuknya kendaraan hingga mobil warga tergores karna adanya tempat sampah tersebut.

Warga Pemilik Bak Sampah tersebut, disinyalir memiliki sifat dan polah tingkah serta tingkah laku yang kurang terpuji yakni cepat emosi, marah-marah, ancam pula di mana sempat menunjukan kemarahannya kepada tetangga rumahnya yang ikut membuang sampah di atas bak sampah bikinannya.

Salah seorang warga RT.11/ RW.6 yang nota benenya masih tetangga rumah pemilik bak sampah tersebut yang tidak ingin disebutkan namanya mengeluhkan adanya bak sampah namun ia hanya diam dikarnakan bak sampah itu digunakan untuk warga apalagi yang membuat bak sampah itu pak RT sendiri.

“ Herannya ketika saya buang sampah di tempat itu, saya diteriaki oleh tetangga rumah saya karena saya ikut membuang sampah rumah tangga di atas bak sampah atau penitipan sampah tersebut, dan tempat penitipan sampah tersebut di kiranya saya untuk kepentingan umum warga setempat, karena bak sampah kedudukannya persis di atas fasilitas umum,” bebernya, Tj.Priok, Kamis, 15/6/2023.

Warga RT.11/ RW.6 Ancol Selatan ini, mengatakan, “ Kokonya langsung keluar kejar saya di depan pintu pagar saya dan marah dan ancam awas lu ya cari gara’ sama aku ya,” ungkapnya

Keesokan harinya, foto saya dipampang diatas bak sampah oleh pihak wahana, yang tujuannya agar saya viral membuang sampah di baksampah tersebut.

“Saya berharap pihak RT maupun RW bisa menjembatani agar masalah ini tidak berlarut-larut,” pungkasnya.

Ditempat terpisah Ketua Rukun Tetangga (RT) 11/RW.6 Yudi, ketika dijumpai awak media ia mengatakan memang jadi pengurus RT tidak mudah apalagi kita ini kerja sosial, harusnya kedua belah pihak warga harus saling bijaksana,

” memang saya yg awalnya bikin bak sampah, itupun karna terjadi masalah juga, dulu pihak wahana menggantungkan sampah di tembok warga tanpa permisi akhirnya ramai dan saya ambil jalan tengah dengan membuat bak sampah ditembok pemilik toko wahana dan setelah itu clear masalahnya,” tutur Yudi.

Perlu diketahui, Saya tidak benci dengan warga, warga hanya meminta haknya saja, namun kewajibannya tidak dipenuhi dan saya tetap mencari solusi yang terbaik untuk warga RT. 11 ini.

Tidak hanya masalah bak sampah saja, ada kejadian lagi, mengenai pasang besi plang nama di atas got, bukan karena apa – apa lantaran banyak motor warga yang kecebur dalam got setelah di pasang besi Alhamdulillah tidak ada lagi warga yang tercebur digot.

Parahnya lagi, setelah selesai saya bikin besi pelindung got, tiba-tiba pihak toko wahana bikin plang di atas got dan tanpa ijin saya selaku ketua RT setempat dan akhirnya ribut juga dengan tetangga yang lain.

” Saya sendiri sebagai RT bingung masa saya yang suruh mencopot tiang plang itu, harusnya jika pihak tetangga keberatan tinggal didiskusikan ber dua, kalau plang besi itu saya yang copot kan tidak etis yang masang juga bukan saya, tapi pihak wahana ribut lama dan setelah itu dicopotlah plang tersebut dan herannya lagi, tiang plang yang bertuliskan wahana sekarang sudah dipasang kembali,” tandasnya.

Ketua RT.11 juga berharap, agar warganya saling menyadari dan saling menghargai, mengenai bak sampah, harusnya sih itu untuk umum namun pembuatannya memang yang membiayai dari pihak toko wahana dan terletak ditembok miliknya.

Cape juga ngurusin warga yang sebentar-sebentar ribut, toh RT juga ga ada gajinya hanya sekedar sosial,
memang pihak wahana selalu saja ada masalah dengan tetangga tetangga nya.

“Jika TPS itu saya bongkar nanti saya bisa kena salah lagi oleh warga, Kalau masih bisa kita musyawarahkan kita akan cari solusinya dan jika tidak ketemu solusinya berarti nanti saya akan bicara kan oleh RW biar nanti diselesaikan oleh pihak RW jika di tingkat RW blm selesai juga kita akan naik ke tingkat kelurahan,” tutup Yudi Ketua RT/11.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak Wahana belum bisa dihubungi

RN/m. Fidri/red

Pos terkait