Polisi Periksa 166 Saksi, Terkait Keracunan Massal di Purwakarta

refubliknews.com,-Purwakarta | Kepolisian Resor (Polres) Purwakarta, Polda Jawa Barat masih melakukan penyelidikan tekait kasus dugaan keracunan massal yang terjadi di Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, yang terjadi pada Minggu 5 Mei 2024 lalu.

Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnaen mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sudah memintai keterangan dari 166 saksi terkait dugaan keracunan massal tersebut.

“Kita sudah memintai ketetangan dari 166 saksi, baik itu saksi di TKP keracunan massal yang menjadi korban, maupun saksi yang melakukan proses pembuatan makanan hajatan,” kata Edwar, pada Jumat 10 Mei 2024.

Ia menyebut, bahwa pihaknya juga sudah mengambil sejumlah barang bukti, seperti sampel makanan dan perlengkapan alat makan yang diduga membuat ratusan warga Kampung Sukamulya keracunan.

“Belum diketahui pasti penyebab keracunan massal tersebut, bisa saja dari alat makanannya. Kami sudah kumpulkan dan sudah kami serahkan ke Dinas Kesehatan Purwakarta untuk dilakukan tes laboratorium. Kini kami masih menunggu hasilnya,” ucapnya.

Selain korban dan juru masak, lanjut Edwar, warga yang mengadakan hajatan sunatan juga sudah dimintai keterangan.

“Jadi, dari 166 saksi, itu sudah termasuk pemangku hajat. Kami periksa lebih dalam dan kini masih menunggu hasil uji lab dari sampel makanan dan alat makan,” ujar Edwar.

Diketahui sebelumnya, ratusan warga Kampung Sukamulya diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari hajatan sunatan yang digelar oleh warga setempat. Korban keracunan mengalami gejala pusing, mual hingga muntah-muntah.

Mereka yang mendapatkan gejala tersebut mulai mendatangi bidan desa Puskesmas Sukatani hingga RSUD Bayu Asih Purwakarta, pada malam hari Minggu 5 Mei 2024.

Kapolres berpesan kepada masyarakat, bahwa untuk membeli atau mencari sumber makanan dari tempat yang strill dan jangan tergiur dengan harga murah

“Kami menyarankan, kalau mencari sumber makanan yang sehat, jangan karena murah tapi tidak tahu kualitasnya seperti apa. Jadi, belilah makanan dari tempat yang strill, jangan tergiur dengan harga yang murah,” tuturnya.

RN/raffa christ manalu/red

Pos terkait