Ketum Lain Asyik Bicara Pencalonan 2024, Megawati Jauh Hari Bicara Antisipasi Kesehatan Keluarga Nasional Terkait Stunting

refubliknews.com,
Jakarta,

Stunting atau gizi buruk yang timbul akhir akhir ini di indonesia sudah diprediksi dan diantisapasi oleh Megawati Soekarno Putri sejak beberapa tahun yang lalu.

Dimana, bagi seorang Ketua Umum PDI Perjuangan berbicara soal kehidupan rakyak indonesia kedepan serta pencegahan terhadap kelangsungan hidub bangsa khususnya Stunting. Sedangkan partai lain sedang asyik membicakan Capre/Cawapres di 2024 nantinya.

“Urusan Capres itu urusan Gue, nanti lah,” candanya pada Rekernas PDI Perjungan ke 50 di Jakarta.

Sebagai partai wing cilik nampaknya Megawati lebih fokus pada persolan taraf hidup bangsa indonesia khusunya kesehataan kedepan.

Belum lama ini ia (Megawati) yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIB) mengingatkan kembali perlunya pencegahan stunting. Menurutnya pemerintah juga harus fokus pada persoalan pencegaha stuntin serta implemntasinya.

“Ini demi kelangsungan kehidupan bangsa. Jadi pemerintahan harus intens,” saat Megawati menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) di Dharmawangsa sperti yang dikutip Kompas.com belum lama ini.

Sementara itu, Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang hadir diacara seminar sesuai kitupan Kompas.com, menjelaskan, bahwa
dengan tajuk seputar pencegahan stunting, salah satunya kekerasan seksual pada perempuan dan anak, serta kekerasan dalam rumah tangga. Terkait angka pernikahan, Hasto mengungkapkan bahwa ada 1,9 juta hingga 2 juta orang yang menikah setiap tahun di Indonesia. Dari 2 juta orang yang menikah setiap tahun, terdapat 1,6 juta orang yang hamil di tahun pertama. Namun, ada 300.000 anak yang mengalami stunting dari tingkat kehamilan 1,6 juta di tahun pertama tersebut. Tak hanya itu, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah dengan rasio 189 per 100.000 ibu yang melahirkan.

Dengan tingkat kelahiran dan kelahiran sebanyak itu, diikuti dengan tingkat stunting dan kematian ibu, Hasto tak memungkiri akan ada beban berat di Indonesia, termasuk di bidang kesehatan.

“Oleh karena kalau kalau seandainya yang mau nikah itu kita screening dulu, harus memenuhi syarat, maka bisa menurunkan 300.000 (yang stunting). Dan itu lah yang kita kerjakan bersama Pak Menkes (Budi Gunadi Sadikin),” tutup Hasto.

RN/robert shs/red

Pos terkait