refubliknews.com,
Purwakarta – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, terus menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam membangun daerahnya, khususnya dalam sektor pariwisata.
Setelah sukses menjaring ratusan ribu wisatawan selama libur Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Idul Adha mengunjungi bebagai destinasi wisata di kabupaten penghasil komuditas Manggis Wanayasa yang mendunia itu, Pemkab Purwakarta kembali merencanakan mengembangankan wisata kulinernya.
Kali ini yang akan dikembangkan adalah kawasan di Kecamatan Sukasari, kawasan yang dianugerahi pemandangan pegunungan yang indah dan hamparan pesona dari Waduk Djuanda Jatiluhur, itu rencananya akan diproyeksikan sebagai kawasan wisata kuliner, khususnya kuliner berbasis olahan daging unggas jenis Mentok (Cairina Moschata) atau didaerah lain disebut Entog.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, pengembangan wisata kuliner itu masih dipelajari dengan matang, dan melibatkan instansi terkait yakni Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) dan Dinas Perikanan Dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Purwakarta.
“Setelah kesuksesan mempopulerkan hingga ke mancanegara wisata kuliner Sate Maranggi dan Soto Sadang, sudah saatnya Purwakarta kembali mengembangkan destinasi wisata kuliner lainnya, salah satu yang kita proyeksikan adalah pengembangan wilayah Sukasari sebagai destinasi wisata kuliner yang baru,” kata Anne Ratna Mustika, pada awaq media, Jumat 21 Juli 2023.
Dipilihnya Kecamatan Sukasari sebagai destinasi wisata kuliner berbasis makanan olahan daging unggas Mentok, karena diwilayah itu sudah ada sejumlah rumah makan yang punya berbagai menu olahan daging mentok yang sudah terkenal kenikmatannya, khususnya menu Rica-Rica Mentok.
Selain itu, lanjut Anne, dikawasan tersebut sudah ada kelompok ternak yang membudidayakan unggas mentok di lima desa di Kecamatan Sukasari, yakni, Desa Kutamanah, Kertamanah, Ciririp, Sukasari dan Desa Parung Banteng
“Jumlahnya masih belum besar, namun potensinya sangat terbuka, ada kelompok peternak mentok dan ada rumah makan yang menyajikan menu tersebut, ditunjang dengan pemandangan yang indah dari alam pegunungan dan waduk Jatiluhur yang mulai banyak dikunjungi wisatawan,” ucap Anne.
Terhadap kelompok ternak itu, Anne secara khusus memberikan dukungan agar budidaya ternaknya terus berkembang, salah satu langkahnya adalah memberikan bantuan unggas mentok sebagai stimulus kelompok ternak itu makin optimis mengembangkan budidaya mentok.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Purwakarta, Siti Ida Hamidah menjelaskan, bantuan unggas mentok yang telah disiapkan sebanyak 250 ekor mentok kualitas unggul, “Mentok itu akan dibagikan kepada lima kelompok ternak di lima desa di Kecamaran Sukasari tersebut,” kata Ida.
Menurut Ida, bantuan itu diberikan sebagai bentuk perhatian sekaligus dukungan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, agar kelima desa tersebut bisa meningkatkan jumlah ternak unggasnya.

“Kelima desa itu merupakan penyuplai utama rumah makan dikawasan Sukasari dan waduk Jatiluhur yang mengolah menu makanan berbahan daging mentok,” ujar Ida.
Bantuan diberikan, mengingat jumlah unggas mentok di kelima desa itu masih terbatas, padahal permintaan mentok sangatlah tinggi.
“Saat ini jumlah mentok yang dikelola peternak sebanyak 300 ekor, jumlah itu masih sangat kurang untuk menyuplai permintaan yang tinggi,” ucapnya.
Dikawasan Sukasari dan Jatiluhur, permintaan mentok pertahun untuk diolah menjadi menu wisata kuliner sangatlah tingi, dalam setahun, permintan sejumlah rumah makan dikawasan wisata itu sedikitnya mencapai 1,000 ekor mentok.
“Permintaan itu belum dapat dipenuhi oleh peternak lokal kawasan tersebut, kekurangan pasokan akhirnya terpaksa diambil dari daerah lain yakni Kabupaten Karawang dan Subang, artinya, itu peluang besar yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh peternak dan warga lokal di kawasan Sukasari dan Jatiluhur,” tegas Siti Ida Hamidah.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Disporaparbud Purwakarta, Mochamad Ramdhan, pengembangan wisata kuliner di kawasan Sukasari – Jatiluhur, sangatlah layak dipertimbangkan untuk diwujudkan, mengingat jumlah wisatawan yang berkunjung itu cukup besar.
“Selama Lebaran Idul Fitri dan Lebaran idul Adha saja, jumlah wisatawan yang mengujungi destinasi wisata itu mencapai puluhan ribu wisatawan, itu artinya, potensi nilai ekonominya sangat besar,” tutur Ramdhan.
Data Disporaparbud menyebutkan, selama masa libur lebaran Idul Fitri dan Idul Adha tahun 2023 ini saja, sedikitnya 10.669 wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata di kawasan Jatiluhur.
Dari jumlah itu, 8.638 wisatawan berkunjung saat libur lebaran Idul Fitri, sementara libur Lebaran Idul Adha dikinjungi 2.031 wisatawan.
Ramdhan menjelaskan, potensi wisatawan yang besar itu, merupakan peluang untuk dikembangkannya wisata kuliner di kawasan Sukasari-Jatiluhur.
Melihat dari lokasi wisata yang dingin dan sejuk, menyebabkan para wisatawan akan mudah merasa lapar, biasanya makanan yang tepat dikonsumsi diwilayah semacam itu adalah makanan yang bergizi dan berprotein tinggi dan bisa menciptakan rasa hangat tubuh.
“Makanan olahan dari daging unggas mentok, itu tentu sangat tepat, apalagi jika diolahnya oleh tangan terampil dan bisa menghangatkan tubuh di wilayah yang dingin, apalagi jika rasanya pedas-pedas nikmat seperti Rica-Rica Mentok yang sudah terkenal, itu peluang besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” demikian Mochamad Ramdhan.
RN/rafael christian manalu/red