Tegas Tapi Humanis! Polisi dan Warga RW 010 Karang Anyar Satukan Suara Demi Jakarta Aman

refubliknews.com, || Jakarta Pusat – Suasana malam di lingkungan RW 010 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, terasa hangat dan penuh semangat kebersamaan. Warga berkumpul di Pos Satkamling untuk mengikuti kegiatan “Ngopi Kamtibmas”, sebuah forum komunikasi langsung antara masyarakat dan jajaran kepolisian. Bukan sekadar ajang minum kopi, kegiatan ini menjadi sarana membangun sinergi, memperkuat silaturahmi, dan menyelesaikan persoalan keamanan secara terbuka.

Acara ini dihadiri langsung oleh sejumlah pejabat penting di lingkungan Polda Metro Jaya. Di antaranya Kabiddokkes PMJ Dr. Muhammad Haris, M.A.R.S; Dirlantas PMJ Kombes Pol Komarudin, S.I.K., M.M; Dirbinmas PMJ Kombes Pol Harri Muharram Firmansyah, S.I.K; Kayanma PMJ Kombes Pol Agus Rizal, A.Md., S.H., M.H; Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol DR. Susatyo Purnomo Condro, S.H., S.I.K, M.Si dan jajaran Polda Metro Jaya serta PJU Polres Metro Jakarta Pusat, termasuk Danramil Sawah Besar Mayor Kaveleri Rendi Sip, Camat Sawah Besar Ronny Jarpiko, Ketua RW 010 Sdr. Jajat, perwakilan FKDM, LMK, PKK, Karang Taruna, Ketua RT 01–15, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Ketua RW 010 Kelurahan Karang Anyar, Jajat, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian langsung dari jajaran kepolisian. “Kami bangga dibina langsung oleh Bapak Kapolres. Sekarang lingkungan kami lebih aman, tawuran mulai berkurang, dan peredaran obat-obatan di kaki lima bisa ditekan. Ini bukan hanya hasil kerja aparat, tapi juga berkat keterlibatan warga,” ujarnya disambut tepuk tangan warga di Sekretariat RW.010 Kel. Karang Anyar Kec. Sawah Besar Jakarta Pusat. Rabu, (11/06/2025).

Dirbinmas PMJ Kombes Pol Harri Muharram Firmansyah, S.I.K dalam sambutannya menjelaskan bahwa “Ngopi Kamtibmas” adalah salah satu strategi Polda Metro Jaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Menurutnya, suasana santai sambil minum kopi dapat mencairkan suasana agar masyarakat lebih terbuka menyampaikan permasalahan sosial, seperti tawuran, narkoba, atau keresahan lain di lingkungan.

“Kita harus mengawasi anak-anak kita. Banyak kasus tawuran bermula dari kumpul-kumpul yang tidak jelas arahnya. Bahkan ada yang mengaku mau ke acara ulang tahun jam 3 pagi, ternyata ikut tawuran,” ungkapnya. Ia juga menyoroti bahaya obat-obatan yang dijual bebas namun tidak memiliki izin BPOM. “Kalau anak sudah kecanduan, sangat sulit untuk ditarik kembali. Maka dari itu, pencegahan adalah kunci,” tambahnya. Rabu, (11/06/2025) malam.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, juga memberikan pernyataan tegas. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sudah empat kali hadir di Pos Satkamling RW 010, sebagai bentuk komitmen terhadap pembinaan masyarakat. “Alhamdulillah, wilayah kita aman dan kondusif. Tapi masalah tawuran masih menjadi PR. Setiap minggu kami cegah dua sampai tiga potensi tawuran. Kami tangkap pelakunya, kami sita senjata tajam, bahkan ada yang membawa panah dan senjata rakitan,” jelasnya di lokasi yang sama.

Menurut Susatyo, banyak pelaku masih di bawah umur sehingga pendekatan hukum yang dilakukan lebih mengedepankan pembinaan, bukan penahanan, sesuai dengan Undang-Undang Peradilan Anak. Ia juga mengajak orang tua lebih aktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak.

Sementara itu, Dirlantas PMJ Kombes Pol Komarudin menyoroti pentingnya kesadaran dalam berlalu lintas. Ia mengungkapkan bahwa dari Januari hingga Mei 2025, telah terjadi lebih dari 5.300 kasus kecelakaan di wilayah Jakarta, dengan 316 korban meninggal dunia. “Yang menyedihkan, sebagian besar korban adalah pengguna kendaraan roda dua. Bahkan ada ibu yang membonceng anaknya tanpa helm. Padahal, helm bukan pilihan, tapi kewajiban menurut undang-undang,” tuturnya di lokasi yang sama.

Komarudin juga menjelaskan bahwa jumlah kendaraan di Jakarta jauh melebihi jumlah penduduk. “Penduduk Jakarta 10 juta, tapi kendaraan terdaftar lebih dari 24 juta. Ini belum termasuk kendaraan dari luar kota yang masuk setiap hari. Maka tidak heran jika kemacetan dan kecelakaan terus meningkat,” ungkapnya.

Komarudin mengajak masyarakat untuk tidak hanya patuh karena takut polisi, tapi karena sadar akan pentingnya keselamatan bersama. “ETLE sudah dipasang di banyak titik. Jangan remehkan pelanggaran. Dendanya bisa sampai Rp500 ribu. Lebih baik tertib dari sekarang,” ujarnya.

Kegiatan “Ngopi Kamtibmas” di Karang Anyar ini menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan humanis antara polisi dan masyarakat dapat membangun kepercayaan dan kerja sama. Dengan keterlibatan semua pihak, lingkungan yang aman, sehat, dan harmonis bukanlah angan-angan, melainkan kenyataan yang bisa terus dijaga dan ditingkatkan bersama.

(Humas Polres Metro Jakarta Pusat)

RN/Indah/red

Pos terkait