refubliknews.com – Indramayu, Masalah persampahan menjadi tantangan serius di berbagai belahan dunia, terutama di negara berkembang. Produksi sampah yang terus meningkat tanpa pengelolaan yang tepat berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, dan krisis ruang di tempat pembuangan akhir (TPA). Dalam menghadapi persoalan ini, berbagai teknologi modern dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah.
Pemilahan sampah adalah tahap krusial dalam proses daur ulang. Teknologi sensor optik, pemindai inframerah, dan kecerdasan buatan kini digunakan untuk memilah jenis-jenis sampah secara otomatis di fasilitas daur ulang. Teknologi ini memungkinkan pemisahan plastik, logam, kertas, dan bahan organik dengan kecepatan tinggi dan akurasi tinggi.
Teknologi WTE mengubah sampah menjadi energi, baik dalam bentuk listrik, panas, maupun bahan bakar. Salah satu metode yang paling umum adalah insinerasi, yaitu pembakaran sampah dalam suhu tinggi untuk menghasilkan energi. Selain itu, ada juga teknologi pirolisis dan gasifikasi, yang memproses sampah tanpa oksigen untuk menghasilkan gas yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan bisa diolah dengan teknologi biokonversi menggunakan mikroorganisme, seperti pada proses komposting aerobik atau fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas. Selain itu, ada pula inovasi seperti penggunaan larva Black Soldier Fly (BSF) yang mampu mengurai sampah organik dan menghasilkan protein hewani yang bermanfaat bagi industri pakan ternak.
IoT telah diterapkan dalam sistem pengumpulan sampah cerdas. Misalnya, tempat sampah pintar yang dilengkapi sensor untuk mendeteksi volume sampah dan mengirimkan data ke pusat pengelolaan. Data ini kemudian digunakan untuk mengoptimalkan rute pengangkutan, menghemat bahan bakar, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Teknologi digital juga memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah. Aplikasi seperti bank sampah digital memungkinkan warga menabung sampah anorganik dan menukarkannya dengan uang atau barang. Platform ini meningkatkan partisipasi publik dan memperkuat ekonomi sirkular di tingkat komunitas.
Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan sampah memberikan harapan baru untuk menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Namun, keberhasilan teknologi ini tetap bergantung pada dukungan regulasi, edukasi masyarakat, serta kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Transformasi menuju pengelolaan sampah berbasis teknologi bukan hanya pilihan, tetapi kebutuhan mendesak untuk masa depan bumi yang lebih bersih dan sehat.
Di kabupaten Indramayu permasalahan sampah menjadi momok bagi setiap wilayah kecamatan seluruh Indramayu, masyarakat dengan seenaknya membuang sampah di sembarang tempat hingga mencemari lingkungan sekitarnya dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Menurut kepala dinas lingkungan hidup kabupaten Indramayu melalui kepala bidang kebersihan, Hendi menjelaskan kepada Refubliknews, ditempat pembuangan akhir sudah melakukan terobosan terobosan dengan menerapkan tekhnologi pengelolaan sampah ramah lingkungan dan menghasilkan pupuk organik.
, ” Selama ini kita berusaha mengatasi persoalan sampah diseluruh kabupaten indramayu dengan mengirimkan armada sampah untuk pengangkutan, ” Tegas hendi.
RN/sucipto/red.