refubliknews.com,
Jakarta | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritik pemerintahannya yang jarang menaikkan gaji TNI-Polri di banding pemerintahan era sebelumnya. Menurutnya hal itu di sebabkan oleh faktor ekonomi.
“Stimulus fiskal kita, situasi ekonomi kan berbeda-beda, kita memutuskan menaikkan dan tidak pasti dengan pertimbangan yang matang,” ujar Jokowi usai peresmian Jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor, Kota Depok, dikutip dari kantor berita CNBC Indonesia, pada Senin 8 Januari 2024.
Jokowi mengatakan, keputusan untuk meningkatkan gaji perlu pertimbangan yang matang, melihat kondisi fiskal negara. Sementara, pada masa pemerintahannya keuangan negara tertekan dengan adanya situasi pandemi covid-19, perang dagang, hingga permasalahan geopolitik.
“Kalau fiskal kita dalam posisi tertekan dengan eksternal seperti covid, perang dagang, kemudian geopolitik yang tidak memungkinkan, ya tidak mungkin kita lakukan, semua demgan pertimbangan dan kalkulasi yang matang,” kata Jokowi.
Sebelumnya diketahui, dalam Debat Capres Ketiga, pada Minggu (7/1/2024) Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anis Baswedan, mengkritik kesejahteraan prajurit TNI yang minim di era Jokowi.
Anis menyebut, tunjangan kinerja atau tukin yang diberikan pemerintah kepada para tentara pembela Tanah Air itu hanya cair sebesar 80%. Padahal, tukin kementerian keuangan dan kementerian PUPR naik terus.
Terkait dengan kesejahteraan TNI, Anis mengungkapkan, pada masa pemerintahan SBY, ASN naik gaji sebanyak sembilan kali pada dua periode pemerintahannya.
Sementara itu, selama sepuluh tahun Jokowi menjabat Presiden RI hanya sebanyak tiga kali gaji ASN mengalami kenaikan.
“Pada masa pemerintahan SBY kenaikan gaji ASN sembilan kali, selama era pemerintahan Jokowi gaji hanya naik tiga kali, naik lagi tahun depan mungkin karena mau pemilu,” sebut Anis Baswedan.
RN/raffa christ manalu/red