refubliknews.com, – Batubara, Kabid Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ketapang) Dinas Pertanian Batubara M. Hair SP. M.Si mengatakan Program Tahun 2025 Dinas Pertanian Batubara akan tingkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi di wilayah Kabupaten Batubara dari 2 kali setahun menjadi 3 Kali dalam Setahun pertanaman.
Selaras, dengan program
Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara mendorong daerah-daerah sentra padi untuk memperbanyak frekuensi bertanamnya dari sekali setahun menjadi dua kali, yang sebelumnya dua kali menjadi tiga kali,”sebut
Menurut M Hair, dengan
peningkatan Indeks Pertanaman dari 2 kali menjadi 3 setahun tentunya akan meningkatkan Produksi Gabah Kering dan otomatis stok beraspun melimpah,”terang M hair.
“Sesuai dengan data Statistik, Kabupaten Batubara Surplus beras 90.117,44 ton.
Dari 12.745 hektar areal persawahan di wilayah Kabupaten Batubara produksi gabah kering panen setiap musim tanam rata rata mencapai 82.845,5 ton.
Dengan rata -rata produksi padi gabah kering 6,5 ton per hektar dengan dua Kali masa tanam per tahun
Demikian disampaikan Kabid Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ketapang) M. Hair SP. M.Si mewakili Kadis Pertanian Batubara Susilistiwati Ritonga M.Si ketika diwawancarai wartawan Kamis(22/1/2025) di Aula Kantor Desa Pematang Kuing usai mengelar pembinaan Kelompok Tani, Pembahasan Penyaluran Pupuk bersubsidi serta penyapaian Harga Pembelian Harga Gabah bekerjasama dengan Perbadan yang baru.
M. Hair SP. M.Si yang merupakan Magister Sains bidang Pertanian yang telah 14 Tahun berkecimpung di Dinas Pertanian ini katakan untuk kebutuhan beras di Batubara kita surplus sehingga bisa dikatakan Batubara merupakan salah satu sentra tanaman padi dan penyumbang beras kepada kabupaten lain di Sumatera Utara,”sebutnya.
Terkait soal harga gabah kering diawal Januari 2025, terang M Hair, pihaknya dalam penyampaian pada musyawarah dengan kelompok tani menjelaskan bahwa penetapan Harga gabah kering panen yang di ambil Bulog Rp. 6.500 per kg. Dengan ketentuan kadar air 25 persen dan kadar kotoran 10 persen,”ungkapnya
Menurut M Hair, walaupun Batubara telah swasembada beras. Dinas Pertanian Batubara tetap berupaya dalam peningkatan produktifitas pertanian lewat strategi utama, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi lahan.
Selain, teknik budidaya, penggunaan benih unggul, ketersediaan pupuk dan peptisida, perbaikan sistem irigasi serta penggunaan teknologi pertanian yang tepat sasaran
turut berperan dalam meningkatkan produksi beras.
Selain itu, upaya pertambahan luas areal persawahan tengah dilakukan lewat program cetak sawah di Batubara.
“Usulan cetak sawah ke Kementerian Pertanian RI seluas 315 ha. Semoga usulan itu terealisasi tahun 2025,”pungkasnya. (Mag-3).
Keterangan Gambar :
M. Hair SP. M.Si, Kabid Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ketapang) Dinas Pertanian Batubara. Foto:/Liberti H Haloho.
RN/Holong/red